Rabu, 13 November 2013

KALIMAT

Kalimat merupakan bagian dari ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap makna.

Unsur kalimat:

  • SUBJEK
  • PREDIKAT
  • OBJEK
  • KETERANGAN
  • PELENGKAP

SUBJEK
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, sosok, masalah yang menjadi pangkal utama. Subjek biasanya berisi kata benda, frasa/klausa.
PREDIKAT
Predikat bagian kalimat yang memberitahu suatu tindakan atau keadaan bagaimana subjek(pelaku).
OBJEK
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat objek pada umumnya oleh nomina. Letaknya selalu di belakang predikat.
KETERANGAN
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lain. Posisinya dalam kalimat bersifat arbitrer.
PELENGKAP
Pelengkap adalah bagian yang melengkapi predikat atau objek. Letak pelengkap di belakang predikat yang berupa verba.

KALIMAT POLA

Adik sedang tidur.
   S           P
                    
Ibu sedang memasak nasi goreng di dapur.
 S              P                      O      K.TEMPAT

Saya sedang mengerjakan tugas bahasa Indonesia pada pukul tiga dini hari.
  S                    P                                O                      K. WAKTU

Adik bayi sedang tidur siang.
       S               P(PEL)

Ayah sedang makan siang dengan lauk tempe dan tahu di warteg dekat kantornya.
   S              P(PEL)                               O                              K. TEMPAT


KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua pola atau lebih.

KALIMAT MAJEMUK SETARA
Kalimat majemuk setara adalah gabungan dua kalimat atau lebih yang memiliki kesetaraan atau kesederajatan kedudukan maknanya. Biasanya penggabungan kalimatnya menggunakan kata penghubung atau tanda baca.

Contoh:

  1. Saya sedang menonton acara televisi dan Ayah membaca koran.
  2. Saya mendapatkan ipk 3,8, karena rajin mengerjakan tugas.
  3. Ayah meminum segelas kopi, Ibu memakan sepotong kue, sedangkan Adik melihat Ibu dan Ayah.
  4. Bukan harta dunia yang saya incar, melainkan kerajaan sorga.
  5. Korupsi merupakan tindakan yang terlarang, tetapi banyak orang Indonesia melakukannya.
KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Kalimat majemuk bertingkat adalah gabungan dua kalimat atau lebih kalimat yang memiliki pola - pola yang tidak sederajat. Satu kalimat ada yang bertindak sebagai kalimat induk, dan kalimat yang lain bertindak sebagai anak dari kalimat induk tersebut.

Contoh:
  1. Jika saya mendapatkan ipk 3,9, saya akan mendapatkan pujian dari banyak orang.
  2. Dengan cara belajar yang rajin, saya mendapatkan ipk 4,0 dari universitas.
  3. Messi sangatlah berbakat, maka Ia mendapatkan empat tahun berturut-turut penghargaan pemain terbaik dunia.
  4. Adik sangatlah rajin belajar, makannya ayah dan ibu bangga padanya.
  5. Dia sedang memakan nasi goreng kambing, ketika saya sedang merasa lapar.


Rabu, 23 Oktober 2013

BAHASA INDONESIA 2

Maksud dari "Bahasa lebih tajam dari sebilah pedang"

Pribahasa tersebut memiliki arti bahwa bahasa jika diucapkan dengan tutur kata yang baik dan bermakna yang baik dapat diterima oleh pendengarnya sebagai suatu pujian atau bermakna baik, sebaliknya jika bahasa diutarakan secara "kasar" atau digunakan untuk menjelek-jelekan/mengina seseorang maka bahasa tersebut dapat melukai hati dari yang mendengarnya, bahkan dapat membuat orang tersebut menjadi berbuat yang tidak diinginkan, seperti membunuh seseorang.


Karangan mengenai "Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Keluarga atau Masyarakat"
      
       Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku dan ragam bahasa. Bahasa yang ada di tiap daerah memiliki keistimewaannya tersendiri. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi dan yang utama bagi negara Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia, tetapi bahasa indonesianya itu disatukan dengan bahasa pergaulan ataupun bahasa daerah. Di kalangan masyarakat metropolitan bahasa yang sering dipergunakan adalah bahasa pergaulan dan bahasa indonesia, namun untuk di daerah-daerah bahasa yang lebih diutamakan untuk berkomunikasi adalah daerah, seperti bahasa jawa, sunda, batak, dll.
       Bahasa indonesia yang baik dan yang benar biasanya digunakan di dalam sebuah karya penulisan yang formal. Bahasa indonesia yang baik dan yang benar menurut pengalaman yang saya liat dari kacamata saya, jika dipergunakan pada percakapan sehari-hari bahasanya terdengar kaku dan orang yang mendengarnya merasa bahasa itu aneh, sebab orang indonesia tidak terbiasa mendengar bahasa indonesia yang baku.


Kelebihan dan Kekurangan mempelajari Bahasa Indonesia

Kelebihan:
  1. Kita akan mengetahui lebih banyak lagi mengenai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
  2. Bahasa Indonesia mudah dipahami.
  3. Kita dapat mengetahui banyaknya pribahasa-pribahasa yang memiliki arti yang dapat mengenispirasi untuk kehidupan sehari-hari.
  4. Kita dapat mengetahui lebih banyak lagi arti dari perumpamaan-perumpamaan di dalam bahasa indonesia.
  5. Penulisan bahasa indonesia menggunakan huruf latin, jadi mudah dipahami.
  6. Kita semakin cinta dengan bahasa negara kita INDONESIA.
Kekurangan:
  1. Bahasa indonesia yang baku tidak terlalu cocok untuk bahasa pergaulan.
  2. Bahasa indonesia tidak ada perbedaan untuk waktu, beda dengan bahasa inggris

Minggu, 20 Oktober 2013

PERBEDAAN WHATSAPP DENGAN YAHOO MESSENGER

TUGAS SOFTSKILL 1

WatsApp
WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan layanan berbasis dari BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang dapat mengirim pesan tanpa biaya SMS, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger menggunakan koneksi 3G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, kita dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain. Pada  awalnya WhatsApp Mesesnger ini di peruntukan untuk pengguna iPhone, namun seiring dengan perkembangan pasar, WhatsApp Mesesnger berkembang dan diperuntukan untuk Platform-platform yang lainnya.


Yahoo! Messenger
Yahoo! Messenger merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh Yahoo! bagi para pemilik akun yahoo. Yahoo! Messenger pada awal rilisnya bernama Yahoo! Pager (9 Maret 1998). Yahoo! Messenger tersedia secara gratis dan dapat diunduh serta diakses menggunakan Yahoo! ID . Penggunaan ID Yahoo! ini juga mengakibatkan pengguna dapat langsung diberitahu bila mendapat sebuah e-mail. Y!M menawarkan berbagai fasilitas koneksi PC-PC, PC-Phone dan PC-to-PC Service, File Transfer, Webcam hosting, text Message service, chat rooms.

http://technology.blurtit.com/var/question/q/q4/q46/q462/q4622/1b63f34f71e9549411f3814be46203ad.jpg 

Perbedaan 2 Messenger tersebut:


WhatsApp
Yahoo!Messenger
Registrasi
Saat registrasi WhatsApp hanya meminta kita untuk mengisi nomer hp kita yang nantinya nomer tersebut akan menjadi id dari pengguna WhatsApp
Registrasinya melalui pembuatan ID untuk Yahoo!. Yahoo! meminta kita untuk mengisi form yang dibutuhkan oleh Yahoo!.
Log In
WhatsApp tidak perlu melakukan log in.
Memasukkan id Yahoo! yang telah didaftarkan, baru kita dapat menikmati fasilitas messenger.
Kontak Teman
WhatsApp akan secara otomatis menambahkan kontak WhatsApp dari nomer telepon para pengguna WhatsApp.
Yahoo! akan menambahkan kontak messengernya setelah kita menyimpan nama id dari pemilik akun Yahoo! yang lain.
Fasilitas
Messenger, audio messenger, live emoticon, pengiriman gambar
Messenger, audio messenger, live emoticon, pengiriman gambar, search engine, e-mail, video call




Masing-masing dari kedua messenger tersebut memiliki kelebiahan dan kekurangan... ya pilihlah yang menurut kita sangat efisien dan berguna bagi mobilitas kita sehari-hari...

Terima Kasih


Senin, 07 Oktober 2013

BAHASA INDONESIA


1. Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.  Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.

2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu  mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.

3. Fungsi Bahasa
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. 

3.1 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku,  merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
-         agar menarik perhatian orang  lain terhadap kita,
-         keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf  permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang  sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).

3.2 Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

3.3 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

3.4 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.

Kamis, 13 Juni 2013

TEKNOLOGI NUSANTARA

TUGAS SOFTSKILL 3

DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati
merupakan salah satu putra bangsa yang berhasil menciptakan suatu karya yang hasilnya dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk bangsa dan negara indonesia saja tetapi juga untuk negara - negara lainnya di dunia. Apakah yang ditemukan oleh bapak DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati ini ? bapak DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati ini menemukan suatu cara yang dapat mengefisiensikan pengerjaan jalan layang di atas jalan raya biasa. Beliau menemukan cara pemutaran lengan beton hasil coran yang bisa diputar hingga 90 derajad, yang pada kala itu dianggab hampir mustahil dan terkesan spekulatif, itulah putra-putra indonesia yang selalu dituntut serba instan pada kala itu dan harus berhasil.

 

Jakarta sudah diwarnai kemacetan di tahun 80-an, dan solusi yang tepat adalah membangun jalan layang , dan dalam pembangunannya harus tidak mengganggu jalan-jalan disekitarnya yang harus tetap beroperasi, lagi-lagi tuntutan yang sebernarnya hampir tidak mungkin.pada saat itu yang mendapatkan order adalah Pt Hutama Karya untuk membangun infrastruktur jalan by pass A.Yani. Kendala saat itu adalah tiang penyangga yang harus didirikan sebelum proses pengecoran memakai tiang gantung pun harganya sangat mahal, kalau tiang konvensional akan mengganggu lalulintas disekitar jalur hijau itu. Setelah menanamkan (pier head) berdiameter 4 meter selesai baru dipikirkan lengan (pier head) yang nantinya selebar 22 meter sebagai penyangga jalan layang yang masing-masing pear head akan perjarak 30 meter. Kejadian ini adalah saat pembangunan jalur Cawang-Tanjung Priok , disaat seperti ini DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati dituntut harus mengecor tiang penyangga dan berikutnya baru mengecor lengan jalan searah jalur hijau tempat tiang penyangga itu dicor dan harus memutarnya pada saat kering dan dia harus memutar hasil coran yang seberat 480 ton, bagaimana kah caranya, mustahilkah? Secara tidak sengaja atau kebetulan saat itu dia digarasi disaat ban depan mobil dia ditopang oleh sebuah dongkrak hidraulik dan ban belakang menapak pada permukan lantai yang licin karena ceceran minyak pelumas, mobil itu disentuh dan lalu bergerak dengan titik sumbu dongkrak sebagai porosnya. saat itulah dia menyepurnakan prinsip dasar itu yang memang saat itu sangat dibutuhkan. Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder hidrolik dengan garis tengah 20 cm untuk ditindih beton seberat 80 ton, yanh hasilnya bisa diputar sedikit tetapi tidak bisa turun saat dilepas, ternyata posisis sumbu dongkrak tersebut miring , dan kemudian Tjokorda menyempurnakan posisi titik berat lengan beton diatasnya dan membuahkan hasil, prinsip dasar yang dipakai adalah hukum pascal" bila cairan ditekan pada sebuah ruangan tertutup maka tekanan akan diteruskan kesegala arah". saat itu yang dipakai adalah minyak pelumas sebagai fluida hidroliknya dengan viskositas yang belum rusak. bila tekanan P dimasukkan ruang seluas A akan menimbulkan gaya F sebesar P dikalikan A. yang digabungkan dengan beberapa parimeter menjadi rumus sukawati, dan rumus ini masih orsinil ide dia karena memang saat itu belum ada pengembangannya karena belum sampai kesana penggunaanya. Setelah mengecor pier head tersebut diperlukan Landasan putar bebas hambatan (LPBH) yaitu 2 buah piringan besi atau cakram berdiameter 80 cm setebal 5 cm saling menangkup sebagai penumpunya. dan piringan ini dibuat dari besi Cor FCD-50 dan mampu mengankat beban 625 ton. dengan dilengkapi seal disetiap piringnya dipompakan minyak pelumas diantaranya dengan tekanan 78 kg/cm persegi, dan angka itulah yang menjadi misteri bagi Tjokorda Raka Sukawati pada saat itu , karena muncul begitu saja tanpa eksperiman & perhitungan.
Lalu dari semua eksperimen yang beliau lakukan diaplikasikanlah eksperimen itu kebentuk aslinya. Dari situ setelah beliau mencoba tiang penyangga yang pertama dan akhirnya diputarnya lengan tiang penyangga tersebut dan berhasil dilakuakan pemutarannya dan disitu beliau menangis gembira melihat hasil karyanya dapat diaplikasikan dengan baik dan tanpa ada kesalahan. Akhirnya nama Sosrobahu beliau berikan untuk teknik ini yang kala itu didapat pada pemasangan tiang ke-85 tepatnya pada november 1989 oleh presiden Soeharto yang diambil dari nama seorang tokoh pewayangan Mahabarata, dan semenjak saat itu tehnologi LPBH dinamai tehnology Sosrobahu. dan setelah saat itu insinyur Amerika pun memakainya untuk pembangunan jalan tol di Seatle, dan mereka tetap mematuhi tekanan hidrolik sebasar 78 kg/cm2 arahan Tjokorda yang masih misterius itu yang muncul begitu saja, dan setelah mendapatkan patennya dia membangun laboratoriumnya sendiri dan menemukan tekanan yang dibutuhkan yaitu ternyata 78,05 kg/cm2 dan beda tipis dengan wangsit yang pernah diterimanya sebelum itu.

Kamis, 25 April 2013

Prosa Lama Prosa baru

Tugas softskill ke 2 Ilmu Budaya Dasar

ASAL USUL DARI BANYUWANGI





Penguasa kerajaan Blambangan, Raden Banterang, menempati daerah tetangga dalam rangka memperluas wilayahnya, termasuk Kerajaan Klungkung Bali. Pecahnya Perang Klungkung hancur seperti sebuah negara kecil. Raja Klungkung tewas di medan perang, namun anak perempuannya dan anak laki mampu melarikan diri dan bersembunyi di hutan.
Suatu hari, Raden Banterang dan komandannya sedang memeriksa prajuritnya saat berburu. Saat itu di hutan bahwa Raden Banterang bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Ida Ayu Surati. Dia kemudian dibawa ke Blambangan untuk menjadi istrinya. Raden Banterang dan Ida Ayu Surati menikmati hidup bahagia di istana.
Ketika Raden Banterang sedang berburu suatu hari, sang putri kesepian terkejut oleh kedatangan seorang pengemis kotor minta dikasihani dia. Sang putri itu terkejut menemukan bahwa pengemis itu adalah kakaknya, Agung Bagus Mantra. Dia segera berjongkok dan memeluk kaki kakaknya. Namun, banyak simpati dari kakaknya tidak diterima dengan baik. Sebaliknya, dia disiksa karena dia dianggap mengkhianati keluarga bangsawan itu.
Agung Bagus Mantra meminta kakaknya untuk membunuh Raden Banterang, tetapi permintaan tersebut ditolak. Dia sangat marah padanya dan muncul dengan ide licik untuk memfitnah Raden Banterang.
Pada awalnya, Raden Banterang tidak percaya bahwa istrinya terlibat dalam skandal dengan pria lain. Namun karena kata-kata meyakinkan Agung, ia akhirnya dipengaruhi dan karena itu, istrinya diseret ke sebuah sungai. Meminta belas kasih, Ida Ayu Surati mencoba mengatakan kebenaran dan membantah tuduhan suaminya. 
Mendengar penjelasan istrinya, raja menjadi marah dan marah. Sebagai bukti cinta suci, dia meminta suaminya untuk membunuhnya. Sebagai permintaan terakhir, dia meminta suaminya untuk membuang mayatnya ke sungai. Dia mengatakan bahwa jika air di sungai berbau busuk, itu berarti bahwa ia pernah berdosa, tapi jika berbau harum itu berarti bahwa dia tidak bersalah.
Raden Banterang yang tidak bisa mengontrol emosinya, segera menikamkan keris ke dada istrinya. Dia meninggal seketika. Mayat Ida Ayu Surati dengan cepat dilemparkan ke dalam sungai yang kotor. Raden Banterang terkejut melihat sungai tiba-tiba menjadi bersih dan cemerlang seperti kaca dengan bau harum.
Raden Banterang berteriak gila dan menyesali perbuatannya. Dia berjalan terhuyung-huyung dan jatuh ke sungai berteriak, “Banyu wangi, Banyu wangi, Banyu wangi!”. Ini berarti “air harum”. BANYUWANGI lahir dari bukti cinta mulia dan suci.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Latar dari cerita asal usul Banyuwangi ini adalah zaman kerajaan Hindu yang ada di Jawa Timur.  Klimaksnya cerita ini adalah disaat terjadi pemfitnahan terhadap Ida Ayu Surati (istri Raja) yang akhirnya membuat Sang Raja termakan fitnah tersebut dan akhirnya Sang Raja yang tak bisa mengontrol emosinya pun membunuh Sang Istrinya sendiri.

Tokoh utama dalam cerita Asal Usul Banyuwangi adalah Sang Istri Raja Ida Ayu Surati yang membuat air dari sungai yang kotor dan berbau tak sedap menjadi sungai yang begitu jernih dan wangi. Kejujuran Ida Ayu Surati terbukti berkat jasadnya tercebur ke sungai tersebut.

Nasehat yang dapat dipetik dari cerita Asul Usul Banyuwangi ini adalah
- Jangan mudah percaya kepada suatu hal yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
- Sesuatu hal yang diributkan sebaiknya diselesaikan dengan berdiskusi baik-baik.
- Jangan terlalu menuruti kehendak emosi, pintar-pintarlah mengontrol emosi.
- Junjung tinggi kebenaran.
- Penyesalan datang memang pada saat di akhir perbuatan.

Kamis, 28 Maret 2013

KEPERCAYAAN DAN RITUAL JAWA

Tugas Softskill Ilmu Budaya Dasar
Orang jawa sangatlah dikenal oleh banyak masyarakat di Indonesia mengenai budayanya, kepercayaannya, serta berbagai macam ritual-ritual yang lebih mengarah ke mistik. Budaya, kepercayaan, dan berbagai macam ritual yang dijalani oleh orang jawa mereka dapatkan dari warisan kakek-nenek moyang orang jawa. Terutama berbagai kepercayaan yang diturunkan oleh kerajaan Hindu yang ada sejak pada abad ke 4 masehi. Berbagai kerajaan berdiri dan berkembang pesat memperluas wilayahnya keberbagai wilayah pulau jawa. Contoh: kerajaan mataram, kerajaan singasari, kerajaan majapahit, dan lain-lain.

Keprecayaan atau ritual yang dilakukan oleh orang disebut KEJAWEN. Salah satu ritual yang sampai saat ini masih dilakukan yaitu bersemedi atau bisa disebut juga dengan bertapa. APA tujuan dari bersemedi ?? Banyak sekali tujuan dari melakukan semedi, namun yang terutama melakukan semedi atau bertapa itu menghubungkan seorang manusia terhadap dunia roh. Selesai melakukan semedi, seseorang akan mendapatkan suatu pencerahan atau bisikan-bisikan yang dibeikan dari alam roh.

Kepercayaan Jawa didasarkan atas pandangan dunia Jawa. Magnis Suseno membedakan 4 unsur pandangan dunia Jawa yang berhubungan dengan yang Illahi atau Adikodrati. Kesatuan dengan yang Illahi disebut Numinus yang berasal dari kata Numen artinya cahaya Illahi atau Adikodrati.Kesatuan Numinus menunjuk pada suatu keadaan jiwa (state of mind) yang mampu menghubungkan realitas dengan gejala-gejala Adikodrati yang dialami dengan perasaan penuh misteri, kekaguman, takut dan cinta. Unsur pertama adalah kesatuan numinus antara alam, masyarakat dan alam adikodrati.

Orang Jawa, terutama petani di pedesaan dalam melakukan pekerjaannya sebagai petani mengenal irama alam seperti pergantian siang dan malam, musim hujan dan musim kering yang menentukan hasil pertaniannya. Mereka percaya ada suatu kekuatan gaib yang mengendalikan alam, kekuatan ini muncul secara jelas pada saat-saat terjadinya bencana. Orang Jawa dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan masyarakatnya. Masyarakat terwujud pertama-tama dalam lingkungan keluarga, kemudian tetangga, keluarga yang lebih luas dan akhirnya masyarakat seluruh desanya. Dalam lingkungan keluarga inilah setiap individu menemukan identitasnya dan merasa aman. Kesatuan numinus antara alam, keluarga dengan yang Adikodrati dicapai lewat upacara-upacara ritual. Penghormatan terhadap Dewi Sri yang dilakukan di Sentong Tengah yang terdapat pada setiap rumah petani merupakan upaya untuk memelihara keserasian dengan kekuatan gaib yang menguasai alam agar panenan berhasil. Unsur yang kedua yaitu kesatuan numinus dengan kekuasaan. Dalam paham Jawa kekuasaan adalah ungkapan energi Illahi yang tanpa bentuk, suatu kekuatan yang berada dimanamana. Pusat kekuatan itu ada pada raja. Konsep kerajaan jawa adalah suatu lingkaran konsentris mengelilingi Sultan sebagai pusat. Lingkungan yang terdekat dengan sultan adalah keraton. Lingkaran yang kedua yang mengitari keraton adalah ibukota negara, lingkungan ketiga adalah Negaragung yang secara harafiah berarti ibukota yang besar, lingkaran terakhir adalah mancanegara atau negara asing.

Unsur ketiga adalah dasar numinus keakuan. Pada dasarnya keakuan manusia manunggal dengan dasar Illahi dari mana ia berasal, karena itu orang Jawa sepanjang hidupnya akan berusaha untuk menemukan dasar Illahi, usaha untuk mencari realitas diri ini tersirat dalam istilah manunggaling kawulo lan gusti atau mencari sangkan paraning dumadi. Pengalaman manusia Jawa dalam mencari dasar Illahi keakuannya terbentuk menjadi rasa yaitu suatu pengertian tentang asal dan tujuan segala mahluk hidup. Bagi petani pengertian rasa ini adalah suatu keadaan batin yang tenang, bebas dari ancaman atau kekacauan. Unsur keempat adalah kepercayaan atau kesadaran akan takdir yaitu kesadaran bahwa hidup manusia sudah ditetapkan dan tidak bisa dihindari. Hidup atau mati, nasib buruk dan penyakit merupakan nasib yang tidak dapat dilawan. Menentang nasib hanya akan mengacaukan keselarasan kosmos. Setiap orang mempunyai tempat yang spesifik yang sudah ditakdirkan, tempat ini ditentukan secara jelas melalui kelahiran, kedudukan sosial dan lingkungan geografis. Pemenuhan kewajiban kehidupan yang spesifik sesuai dengan tempatnya masing-masing akan mencegah konflik, sehingga dicapai ketentraman batin dan keseimbangan dalam masyarakat serta kosmos. Konsep di atas merupakan konsep yang mencerminkan sikap orang jawa terhadap dunia, manusia wajib memperindah dunia dengan tidak mengganggu keselarasannya.

Selasa, 29 Januari 2013

Prilaku,Motivasi, dan Presepsi Masyarakat


Softskill Tugas 4
Kawasan tanah abang, terutamanya kawasan pasar tanah abang sudah menjadi icon dari pasar tekstil terbesar dan tersibuk di asia tenggara. Karena di setiap harinya transaksi jual beli barang – barang tekstil terjadi dan juga dalam jumlah yang besar. Pasar tanah abang ini diperuntukan bagi para pedagang yang menjualnya secara grosiran tidak eceran. Barang – barang tekstil yang di jual di pasar tanah abang seperti: baju – baju muslim, baju – baju olahraga, karpet, kain bahan untuk baju, dan banyak lagi. Selain yang ada di dalam pasarnya tersebut, juga ada para pedagang di luar sekitaran pasar tanah abang tersebut. Banyak sekali pedagang kaki lima di luar sekitaran pasar tanah abang, jualannya macam – macam antara lain ada penjual minuman, penjual batagor, penjual buah(rujak), penjual roti cane, dan yang lainnya.
Hasil wawancara
Yesaya                : Selamat siang pak
Pedagang            : Selamat siang mas
Yesaya                : Maaf mengganggu, boleh wawancara sebentar pak, untuk tugas kuliah
Pedagang            : Oh boleh mas
Yesaya                : Maaf nama bapak siapa ?
Pedagang            : Nama saya Pak Solihin
Yesaya                : Oh bapak Solihin. Pak Solihin sudah berapa lama berdagang di sini ?
Pedagang            : Saya dagan di sini sudah dari tahun 2002.
Yesaya                : Lalu kenapa bapak memilih tanah abang sebagai tempat berdagang ?
Pedagang            : Ya karena di sini tiap harinya tempatnya rame, orang banyak dateng ke pasar ini
Yesaya                : Oh begitu, terus hasil dari berdagan di sini pendapatannya ?
Pedagang            : Yah Lumayan lah untuk mencukupi kebutuhan tiap hari
Yesaya                : Lalu menurut bapak berjualan di sini menguntungkan ?
Pedagang            : Ya lumayan menguntungkan lah, kalo lagi rame banyak yang beli, kalo lagi sepi kayak
                             musim hujan sekarang nih
Yesaya                : Oh begitu ya pak, ok pak terima kasih wawancaranya
Pedagang            : Oh ya sama - sama mas

Situasi di sekitar dekat pasar tanah abang

Situasi di dalam pasar tanah abang (perhatikan tulisan di gambar di bawah ini "Khusus Jual GROSIR, Tidak Diecer")