Kamis, 13 Juni 2013

TEKNOLOGI NUSANTARA

TUGAS SOFTSKILL 3

DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati
merupakan salah satu putra bangsa yang berhasil menciptakan suatu karya yang hasilnya dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk bangsa dan negara indonesia saja tetapi juga untuk negara - negara lainnya di dunia. Apakah yang ditemukan oleh bapak DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati ini ? bapak DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati ini menemukan suatu cara yang dapat mengefisiensikan pengerjaan jalan layang di atas jalan raya biasa. Beliau menemukan cara pemutaran lengan beton hasil coran yang bisa diputar hingga 90 derajad, yang pada kala itu dianggab hampir mustahil dan terkesan spekulatif, itulah putra-putra indonesia yang selalu dituntut serba instan pada kala itu dan harus berhasil.

 

Jakarta sudah diwarnai kemacetan di tahun 80-an, dan solusi yang tepat adalah membangun jalan layang , dan dalam pembangunannya harus tidak mengganggu jalan-jalan disekitarnya yang harus tetap beroperasi, lagi-lagi tuntutan yang sebernarnya hampir tidak mungkin.pada saat itu yang mendapatkan order adalah Pt Hutama Karya untuk membangun infrastruktur jalan by pass A.Yani. Kendala saat itu adalah tiang penyangga yang harus didirikan sebelum proses pengecoran memakai tiang gantung pun harganya sangat mahal, kalau tiang konvensional akan mengganggu lalulintas disekitar jalur hijau itu. Setelah menanamkan (pier head) berdiameter 4 meter selesai baru dipikirkan lengan (pier head) yang nantinya selebar 22 meter sebagai penyangga jalan layang yang masing-masing pear head akan perjarak 30 meter. Kejadian ini adalah saat pembangunan jalur Cawang-Tanjung Priok , disaat seperti ini DR. Ir. Tjokorda Raka Sukawati dituntut harus mengecor tiang penyangga dan berikutnya baru mengecor lengan jalan searah jalur hijau tempat tiang penyangga itu dicor dan harus memutarnya pada saat kering dan dia harus memutar hasil coran yang seberat 480 ton, bagaimana kah caranya, mustahilkah? Secara tidak sengaja atau kebetulan saat itu dia digarasi disaat ban depan mobil dia ditopang oleh sebuah dongkrak hidraulik dan ban belakang menapak pada permukan lantai yang licin karena ceceran minyak pelumas, mobil itu disentuh dan lalu bergerak dengan titik sumbu dongkrak sebagai porosnya. saat itulah dia menyepurnakan prinsip dasar itu yang memang saat itu sangat dibutuhkan. Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder hidrolik dengan garis tengah 20 cm untuk ditindih beton seberat 80 ton, yanh hasilnya bisa diputar sedikit tetapi tidak bisa turun saat dilepas, ternyata posisis sumbu dongkrak tersebut miring , dan kemudian Tjokorda menyempurnakan posisi titik berat lengan beton diatasnya dan membuahkan hasil, prinsip dasar yang dipakai adalah hukum pascal" bila cairan ditekan pada sebuah ruangan tertutup maka tekanan akan diteruskan kesegala arah". saat itu yang dipakai adalah minyak pelumas sebagai fluida hidroliknya dengan viskositas yang belum rusak. bila tekanan P dimasukkan ruang seluas A akan menimbulkan gaya F sebesar P dikalikan A. yang digabungkan dengan beberapa parimeter menjadi rumus sukawati, dan rumus ini masih orsinil ide dia karena memang saat itu belum ada pengembangannya karena belum sampai kesana penggunaanya. Setelah mengecor pier head tersebut diperlukan Landasan putar bebas hambatan (LPBH) yaitu 2 buah piringan besi atau cakram berdiameter 80 cm setebal 5 cm saling menangkup sebagai penumpunya. dan piringan ini dibuat dari besi Cor FCD-50 dan mampu mengankat beban 625 ton. dengan dilengkapi seal disetiap piringnya dipompakan minyak pelumas diantaranya dengan tekanan 78 kg/cm persegi, dan angka itulah yang menjadi misteri bagi Tjokorda Raka Sukawati pada saat itu , karena muncul begitu saja tanpa eksperiman & perhitungan.
Lalu dari semua eksperimen yang beliau lakukan diaplikasikanlah eksperimen itu kebentuk aslinya. Dari situ setelah beliau mencoba tiang penyangga yang pertama dan akhirnya diputarnya lengan tiang penyangga tersebut dan berhasil dilakuakan pemutarannya dan disitu beliau menangis gembira melihat hasil karyanya dapat diaplikasikan dengan baik dan tanpa ada kesalahan. Akhirnya nama Sosrobahu beliau berikan untuk teknik ini yang kala itu didapat pada pemasangan tiang ke-85 tepatnya pada november 1989 oleh presiden Soeharto yang diambil dari nama seorang tokoh pewayangan Mahabarata, dan semenjak saat itu tehnologi LPBH dinamai tehnology Sosrobahu. dan setelah saat itu insinyur Amerika pun memakainya untuk pembangunan jalan tol di Seatle, dan mereka tetap mematuhi tekanan hidrolik sebasar 78 kg/cm2 arahan Tjokorda yang masih misterius itu yang muncul begitu saja, dan setelah mendapatkan patennya dia membangun laboratoriumnya sendiri dan menemukan tekanan yang dibutuhkan yaitu ternyata 78,05 kg/cm2 dan beda tipis dengan wangsit yang pernah diterimanya sebelum itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar