Kamis, 25 April 2013

Prosa Lama Prosa baru

Tugas softskill ke 2 Ilmu Budaya Dasar

ASAL USUL DARI BANYUWANGI





Penguasa kerajaan Blambangan, Raden Banterang, menempati daerah tetangga dalam rangka memperluas wilayahnya, termasuk Kerajaan Klungkung Bali. Pecahnya Perang Klungkung hancur seperti sebuah negara kecil. Raja Klungkung tewas di medan perang, namun anak perempuannya dan anak laki mampu melarikan diri dan bersembunyi di hutan.
Suatu hari, Raden Banterang dan komandannya sedang memeriksa prajuritnya saat berburu. Saat itu di hutan bahwa Raden Banterang bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Ida Ayu Surati. Dia kemudian dibawa ke Blambangan untuk menjadi istrinya. Raden Banterang dan Ida Ayu Surati menikmati hidup bahagia di istana.
Ketika Raden Banterang sedang berburu suatu hari, sang putri kesepian terkejut oleh kedatangan seorang pengemis kotor minta dikasihani dia. Sang putri itu terkejut menemukan bahwa pengemis itu adalah kakaknya, Agung Bagus Mantra. Dia segera berjongkok dan memeluk kaki kakaknya. Namun, banyak simpati dari kakaknya tidak diterima dengan baik. Sebaliknya, dia disiksa karena dia dianggap mengkhianati keluarga bangsawan itu.
Agung Bagus Mantra meminta kakaknya untuk membunuh Raden Banterang, tetapi permintaan tersebut ditolak. Dia sangat marah padanya dan muncul dengan ide licik untuk memfitnah Raden Banterang.
Pada awalnya, Raden Banterang tidak percaya bahwa istrinya terlibat dalam skandal dengan pria lain. Namun karena kata-kata meyakinkan Agung, ia akhirnya dipengaruhi dan karena itu, istrinya diseret ke sebuah sungai. Meminta belas kasih, Ida Ayu Surati mencoba mengatakan kebenaran dan membantah tuduhan suaminya. 
Mendengar penjelasan istrinya, raja menjadi marah dan marah. Sebagai bukti cinta suci, dia meminta suaminya untuk membunuhnya. Sebagai permintaan terakhir, dia meminta suaminya untuk membuang mayatnya ke sungai. Dia mengatakan bahwa jika air di sungai berbau busuk, itu berarti bahwa ia pernah berdosa, tapi jika berbau harum itu berarti bahwa dia tidak bersalah.
Raden Banterang yang tidak bisa mengontrol emosinya, segera menikamkan keris ke dada istrinya. Dia meninggal seketika. Mayat Ida Ayu Surati dengan cepat dilemparkan ke dalam sungai yang kotor. Raden Banterang terkejut melihat sungai tiba-tiba menjadi bersih dan cemerlang seperti kaca dengan bau harum.
Raden Banterang berteriak gila dan menyesali perbuatannya. Dia berjalan terhuyung-huyung dan jatuh ke sungai berteriak, “Banyu wangi, Banyu wangi, Banyu wangi!”. Ini berarti “air harum”. BANYUWANGI lahir dari bukti cinta mulia dan suci.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Latar dari cerita asal usul Banyuwangi ini adalah zaman kerajaan Hindu yang ada di Jawa Timur.  Klimaksnya cerita ini adalah disaat terjadi pemfitnahan terhadap Ida Ayu Surati (istri Raja) yang akhirnya membuat Sang Raja termakan fitnah tersebut dan akhirnya Sang Raja yang tak bisa mengontrol emosinya pun membunuh Sang Istrinya sendiri.

Tokoh utama dalam cerita Asal Usul Banyuwangi adalah Sang Istri Raja Ida Ayu Surati yang membuat air dari sungai yang kotor dan berbau tak sedap menjadi sungai yang begitu jernih dan wangi. Kejujuran Ida Ayu Surati terbukti berkat jasadnya tercebur ke sungai tersebut.

Nasehat yang dapat dipetik dari cerita Asul Usul Banyuwangi ini adalah
- Jangan mudah percaya kepada suatu hal yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
- Sesuatu hal yang diributkan sebaiknya diselesaikan dengan berdiskusi baik-baik.
- Jangan terlalu menuruti kehendak emosi, pintar-pintarlah mengontrol emosi.
- Junjung tinggi kebenaran.
- Penyesalan datang memang pada saat di akhir perbuatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar