Tugas Softskill Ilmu Budaya Dasar
Orang jawa sangatlah dikenal oleh banyak masyarakat di Indonesia mengenai budayanya, kepercayaannya, serta berbagai macam ritual-ritual yang lebih mengarah ke mistik. Budaya, kepercayaan, dan berbagai macam ritual yang dijalani oleh orang jawa mereka dapatkan dari warisan kakek-nenek moyang orang jawa. Terutama berbagai kepercayaan yang diturunkan oleh kerajaan Hindu yang ada sejak pada abad ke 4 masehi. Berbagai kerajaan berdiri dan berkembang pesat memperluas wilayahnya keberbagai wilayah pulau jawa. Contoh: kerajaan mataram, kerajaan singasari, kerajaan majapahit, dan lain-lain.
Orang jawa sangatlah dikenal oleh banyak masyarakat di Indonesia mengenai budayanya, kepercayaannya, serta berbagai macam ritual-ritual yang lebih mengarah ke mistik. Budaya, kepercayaan, dan berbagai macam ritual yang dijalani oleh orang jawa mereka dapatkan dari warisan kakek-nenek moyang orang jawa. Terutama berbagai kepercayaan yang diturunkan oleh kerajaan Hindu yang ada sejak pada abad ke 4 masehi. Berbagai kerajaan berdiri dan berkembang pesat memperluas wilayahnya keberbagai wilayah pulau jawa. Contoh: kerajaan mataram, kerajaan singasari, kerajaan majapahit, dan lain-lain.
Keprecayaan atau ritual yang dilakukan oleh orang disebut KEJAWEN. Salah satu ritual yang sampai saat ini masih dilakukan yaitu bersemedi atau bisa disebut juga dengan bertapa. APA tujuan dari bersemedi ?? Banyak sekali tujuan dari melakukan semedi, namun yang terutama melakukan semedi atau bertapa itu menghubungkan seorang manusia terhadap dunia roh. Selesai melakukan semedi, seseorang akan mendapatkan suatu pencerahan atau bisikan-bisikan yang dibeikan dari alam roh.
Kepercayaan Jawa didasarkan atas pandangan dunia Jawa. Magnis Suseno membedakan 4 unsur pandangan dunia Jawa yang berhubungan dengan yang Illahi atau Adikodrati. Kesatuan dengan yang Illahi disebut Numinus yang berasal dari kata Numen artinya cahaya Illahi atau Adikodrati.Kesatuan Numinus menunjuk pada suatu keadaan jiwa (state of mind) yang mampu menghubungkan realitas dengan gejala-gejala Adikodrati yang dialami dengan perasaan penuh misteri, kekaguman, takut dan cinta. Unsur pertama adalah kesatuan numinus antara alam, masyarakat dan alam adikodrati.
Orang Jawa, terutama petani di pedesaan dalam melakukan pekerjaannya sebagai petani mengenal irama alam seperti pergantian siang dan malam, musim hujan dan musim kering yang menentukan hasil pertaniannya. Mereka percaya ada suatu kekuatan gaib yang mengendalikan alam, kekuatan ini muncul secara jelas pada saat-saat terjadinya bencana. Orang Jawa dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan masyarakatnya. Masyarakat terwujud pertama-tama dalam lingkungan keluarga, kemudian tetangga, keluarga yang lebih luas dan akhirnya masyarakat seluruh desanya. Dalam lingkungan keluarga inilah setiap individu menemukan identitasnya dan merasa aman. Kesatuan numinus antara alam, keluarga dengan yang Adikodrati dicapai lewat upacara-upacara ritual. Penghormatan terhadap Dewi Sri yang dilakukan di Sentong Tengah yang terdapat pada setiap rumah petani merupakan upaya untuk memelihara keserasian dengan kekuatan gaib yang menguasai alam agar panenan berhasil. Unsur yang kedua yaitu kesatuan numinus dengan kekuasaan. Dalam paham Jawa kekuasaan adalah ungkapan energi Illahi yang tanpa bentuk, suatu kekuatan yang berada dimanamana. Pusat kekuatan itu ada pada raja. Konsep kerajaan jawa adalah suatu lingkaran konsentris mengelilingi Sultan sebagai pusat. Lingkungan yang terdekat dengan sultan adalah keraton. Lingkaran yang kedua yang mengitari keraton adalah ibukota negara, lingkungan ketiga adalah Negaragung yang secara harafiah berarti ibukota yang besar, lingkaran terakhir adalah mancanegara atau negara asing.
Unsur ketiga adalah dasar numinus keakuan. Pada dasarnya keakuan manusia manunggal dengan dasar Illahi dari mana ia berasal, karena itu orang Jawa sepanjang hidupnya akan berusaha untuk menemukan dasar Illahi, usaha untuk mencari realitas diri ini tersirat dalam istilah manunggaling kawulo lan gusti atau mencari sangkan paraning dumadi. Pengalaman manusia Jawa dalam mencari dasar Illahi keakuannya terbentuk menjadi rasa yaitu suatu pengertian tentang asal dan tujuan segala mahluk hidup. Bagi petani pengertian rasa ini adalah suatu keadaan batin yang tenang, bebas dari ancaman atau kekacauan. Unsur keempat adalah kepercayaan atau kesadaran akan takdir yaitu kesadaran bahwa hidup manusia sudah ditetapkan dan tidak bisa dihindari. Hidup atau mati, nasib buruk dan penyakit merupakan nasib yang tidak dapat dilawan. Menentang nasib hanya akan mengacaukan keselarasan kosmos. Setiap orang mempunyai tempat yang spesifik yang sudah ditakdirkan, tempat ini ditentukan secara jelas melalui kelahiran, kedudukan sosial dan lingkungan geografis. Pemenuhan kewajiban kehidupan yang spesifik sesuai dengan tempatnya masing-masing akan mencegah konflik, sehingga dicapai ketentraman batin dan keseimbangan dalam masyarakat serta kosmos. Konsep di atas merupakan konsep yang mencerminkan sikap orang jawa terhadap dunia, manusia wajib memperindah dunia dengan tidak mengganggu keselarasannya.